Kisah Hero Mobile Legends – Ling Cyan Finch Sang Assassin Rival Zi Long


Halo gue Kepo Gaming. Oke kali ini gue bakal ngebahas cerita dari hero Ling Mobile Legends. Ling adalah hero dengan class assassin dengan julukan Sian Finch dan merupakan salah satu Oriental Fighter. Ling adalah rival sekaligus saudara seperguruan ZiLong karena sama-sama murid Great Dragon. Kita langsung aja mulai ceritanya.

Ling dulunya adalah murid dari Great Dragon bersama dengan Zilong, mereka berdua belajar pada Great Dragon. Ling dan Zi Long adalah rival dengan tujuan yang sama, untuk menjadi penerus Great Dragon. Meskipun dengan bakatnya, Ling berhasil mengalahkan Zilong, Great Dragon tetaplah memilih Zilong sebagai penerusnya dan anak angkatnya.

Merasa dikhianati, Ling meninggalkan kediaman Great Dragon, “Sky Arch”, dan tenggelam dalam kemarahan dan nafsu akan kekuatan, Ling melatih dirinya mati-matian. Latihan berat ini pun akhirnya membuahkan hasil, Ling menjadi Assassin terkuat dari faksi assassin “Finch”. Faksi yang sangat terkenal tidak membiarkan siapapun hidup jika mereka adalah targetnya.

Tak lama kemudian, Ling pun mendapatkan julukan “Cyan Finch”, karena bajunya yang berwarna Cyan. Semua orang bergetar ketakutan saat mendengar julukan itu. Namun, semua itu tidak membuat Ling puas, ia masih merasa adanya kehampaan dalam dirinya.
Suatu saat, Ling bertemu dengan Black Dragon, pengkhianat Sky Arch yang diusir keluar oleh Great Dragon. Black Dragon pun membuat rencana balas dendam kepada Sky Arch, dan Ling pun bekerjasama dengan Black Dragon, karena mereka berdua memiliki tujuan yang sama.

Ling, sekarang berada dalam Sky Arch, setelah berhasil memasuki tanah suci para naga itu dengan sempurna tanpa dihentikan oleh penjaga atau jebakan. Ia menatap Great Dragon dengan kebencian. Great Dragon pun menatap murid lamanya, menggelengkan kepalanya, dan mengela napas.
Ling tidak melakukan apapun, karena ia menunggu lawannya yang sesungguhnya. Dengan tombak peraknya, Zilong muncul di antara Great Dragon dan Ling. Ini adalah saat yang ditunggu Cyan Finch – saat untuk membuktikan Great Dragon bahwa ia melakukan kesalahan.

Pertarungan Ling dan Zilong pun dimulai, getaran besar terjadi di tanah suci naga atas pertarungan dahsyat ini. Mereka bertarung ratusan ronde, tapi tidak mampu mengalahkan satu sama lainnya. Ling pun menyadari, bahwa Zilong sekarang bukanlah lawan lemah yang dulu pernah ia kalahkan.
Kesal dengan kenyataan ini, Ling mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk menggunakan jurus terkuatnya – “Tempest of Blades”, energi yang sangat besar membuat tanah suci Sky Arch bergetar lebih keras. Sekuat apapun Zilong, dia sadar bahwa ia tak mampu mengalahkan kecepatan dan kekuatan jurus Ling ini, ia pun menarik tombaknya.
Melihat sosok Zilong tersebut, Ling berhenti. Keraguan memenuhi dirinya dan ia pun teringat akan masa dimana ia dan Zilong berlatih bersama, menyemangati satu dengan yang lainnya. Ling pun juga menarik pedangnya. Ia menyadari bahwa yang membuatnya bingung bukanlah pilihan dari Great Dragon, tapi alasan kenapa Zilong juga mengalah saat ujian terakhirnya.
Zilong, memilih untuk mempercayai orang yang telah menghilang bertahun-tahun, dan berhenti menyerangnya. Sama seperti bertahun-tahun lalu, Zilong memilih untuk dikalahkan oleh Ling, agar Ling bisa mendapatkan mimpinya, menjadi penerus sang Great Dragon.

Menyadari penyebab sesungguhnya Zilong telah membiarkan Ling menang, seluruh keraguan dalam dirinya pun lenyap. Semua berakhir baik, namun kejadian ini hanyalah menjadi pengingat pada Sky Arch. Bahwa Black Dragon akan segera datang.
Oke Ling ini yang awalnya jahat berubah jadi baik. Ling, Zi Long, dan Baxia sebagai oriental fighter, mereka bertiga sepertinya akan bergabung untuk menghadapi Black Dragon murid Great Dragon yang terkuat namun sudah menjadi sesat. Cerita jadi semakin rumit saat teman dekat Black Dragon yaitu Wan Wan ikut-ikutan masuk ke perang ini. Apakah Wan Wan akan berada di pihak Black Dragon teman dekatnya atau di pihak Oriental Fighter? Kita tunggu saja cerita selanjutnya tentang peperangan ini dari hero lainnya.

Comments